Coban Jahe
Coban Jahe terletak di Dusun Begawan, Desa Pandansari Lor, Kecamatan. Jabung, Kabupaten. Malang. Dari arah Kota Malang, Ngalamers bisa menempuhnya melalui Jl.LA Sucipto - Blimbing menuju arah Tumpang. Jalur kedua bisa dari arah Kedungkandang menuju Kecamatan Pakis melalui Jl. Ampel Dento hingga tiba di Raya Asrikaton, lalu ke Timur menuju Tumpang. Tak jauh dari gerbang masuk Kec.Tumpang, perhatikan saja penanda arah ke Coban Jahe yang terpasang di kanan jalan sebuah pertigaan. Dari situ jarak Coban Jahe sekitar 7Km. Ikuti saja penunjuk arahnya hingga masuk Desa Sukopuro, lalu pilih jalur yang ke arah Taji/Coban Jahe.
Memasuki permukiman desa, kita akan disambut jalanan yang sedikit rusak di beberapa bagian. Pada rute persawahan di ujung desa, ketangguhan Ngalamers dalam berkendara akan diuji oleh jalanan khas persawahan yang sedikit 'off road' hingga di kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kali Jahe. Di sekitaran TMP pengunjung bisa memarkir kendaraan roda empatnya, namun jika pengemudi & mobilnya tangguh, bisa melanjutkan hingga halaman parkir Wana Wisata Coban Jahe yang berjarak kurang lebih 100 M dari TMP.
Dari area taman, keindahan Air Terjun Begawan ini sudah terlihat. Kawasan Coban Jahe memang terkesan masih alami, di sekitarnya masih banyak bebatuan besar, tebing-tebing tinggi dan pepohonan khas mata air. Dan tentu saja, airnya sangat jernih!.
Udara dingin bercampur kabut air terjun setinggi 45 M ini bisa dirasa dari kejauhan. Meski sekitar dasarnya tak belumpur, pengunjung yang ingin mandi disarankan berhati-hati saat musim hujan, karena dikhawatirkan ada material yang ikut terbawa jatuh ke dasar air terjun.
Pecinta fotografi pasti menyukai air terjun ini, selain airnya deras dan pemandangannya bagus, sudut pandangnya juga cukup luas. Dari berbagai arah masih terlihat cantik.
Di balik keindahannnya, ternyata ada kisah heroik dari penamaan Coban Jahe. Nama Jahe yang disematkan bukan berasal dari tanaman Jahe, melainkan dari kata "Pejahe". Pejah adalah bahasa Jawa yang berarti "Meninggal". Jadi "Pejahe" artinya "Meninggalnya". Yang dimaksud meninggalnya adalah pasukan TRI Gagak Lodra yang dimakamkan di TMP Kali Jahe.
Para pejuang di bawah komando Ali Murtopo ini gugur setelah dibombardir Belanda di daerah tersebut saat akan melanjutkan perjalanan ke Lumajang. Kejadian itu berlangsung sekitar tahun 1947-1948.